Selasa, 03 November 2009

Senin, 02 November 2009

Tinjau Ulang Penilaian Portofolio

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sistem penilaian portofolio pada sertifikasi guru harus ditinjau ulang. Sebab, dengan penilaian portofolio tidak memperlihatkan kinerja guru di lapangan yang sebenarnya.

Dekan FKIP Unila Sudjarwo mengungkapkan hal itu setelah melihat hasil penelitian yang menunjukkan kinerja guru yang lulus sertifikasi tidak menunjukkan perbaikan.

"Idealnya penilaian sertifikasi tidak melalui portofolio, namun dengan unjuk kinerja," kata Sudjarwo, Minggu (1-11).

Dia mengatakan sebagian besar guru peserta sertifikasi lebih suka jika lulus dengan sistem pendidikan latihan profesi guru (PLPG) karena mereka mendapatkan ilmu saat mengikuti pelatihan.

Sudjarwo mengakui dengan sistem penilaian unjuk kinerja penilai memang akan direpotkan. Namun, hal itu tidak menjadi masalah dan sudah menjadi konsekuensi tim penilai. "Dengan penilaian unjuk kinerja akan terlihat guru yang betul-betul profesional dan guru yang tidak profesional," kata dia.

Sementara itu di tempat terpisah, Direktur Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, Achmad Dasuki, Sabtu (31-10), dalam seminar nasional bertema Reformasi Guru, Tantangan dan Harapan yang diselenggarakan Forum Guru Profesional Sumsel mengutarakan setelah empat tahun program sertifikasi guru berjalan, persentase guru yang lulus dengan sistem portofolio menurun.

Sistem portofolio dalam program sertifikasi guru ternyata kurang disukai para guru. Guru lebih suka lulus progam sertifikasi guru dengan mengikuti Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) daripada sistem portofolio.

Persentase guru yang lulus program sertifikasi guru dengan portofolio tahun 2006 sebanyak 49 dan lulus PLPG 42 persen. Pada 2007 guru yang lulus portofolio sebanyak 40 persen dan lulus PLPG 49 persen. Pada tahun 2008 guru yang lulus portofolio sebesar 38 persen dan lulus PLPG 33 persen.

Kuota peserta sertifikasi guru dengan sistem portofolio maupun PLPG sampai tahun 2009 sebesar 600.450 orang. Sedangkan jumlah guru yang sudah lulus portofolio maupun PLPG sebanyak 353.631 orang.

Menurut Achmad, guru seharusnya lebih bangga kalau lulus dengan portofolio. "Hal ini menunjukkan guru belum profesional," katanya.

Hasil survei PGRi juga menunjukkan peningkatan kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi masih belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan oleh guru-guru yang belum mengikuti sertifikasi dengan harapan segera dapat disertifikasi.

"Kami baru mengolah data survei 16 dari 28 provinsi yang diteliti. Hasilnya sudah menunjukkan jika kinerja guru yang sudah disertifikasi belum meningkat secara signifikan. Kenyataan itu perlu dicermati supaya tujuan peningkatan mutu dan profesionalisme guru usai sertifikasi benar-benar tercapai," kata Unifah Rosyidi, Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Unifah, peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri dinilai masih tetap sama atau hanya sedikit. Guru-guru yang sudah bersertifikat sudah mulai enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan diri. "Kondisi itu memang sudah diduga sebelumnya bahwa seminar atau pelatihan pendidikan yang banyak diminati hanya untuk kepentingan sertifikasi, bukan ilmunya," kata Unifah yang pernah menjadi Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Independen mewakili PGRI.

Demi menjaga mutu guru yang sudah lolos sertifikasi, Unifah menegaskan perlunya pola pembinaan yang terpadu dan berkelanjutan kepada guru-guru mulai dari tingkat sekolah, pengawas, dinas pendidikan di daerah, dan departemen pendidikan nasional. Perlu ada penilaian kinerja yang terukur dan ketat, tetapi jangan hanya bersifat normatif.

"Tidak mesti sampai mengancam tunjangan profesi ditangguhkan. Kondisi guru kan banyak yang gaji rendah yang tidak sebanding dengan beban kerja. Yang diperlukan sekarang ini penilaian kinerja dan pembinaan yang berkelanjutan meskipun sudah lolos sertifikasi," kata Unifah.

Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo mengingatkan pendidikan berkualitas membutuhkan guru yang berkualitas. Profesi sebagai guru mesti bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan kehidupan yang memadai agar kinerja guru tidak terganggu oleh faktor-faktor ekonomi.

"Para guru mesti terus membangun citra guru mulai dengan bekerja bersungguh-sungguh, meningkatkan kualitas diri, dan menjadi teladan," kata Sulistiyo yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah. UNI/S-1